Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Program Guru Penggerak - Pembelajaran Berdiferensiasi
Salam dan Bahagia! Pembaca Yang Budiman, tentu kita masih ingat pemikiran Ki Hajar Dewantoro tentang “berhamba pada anak”. Berhamba pada anak berarti menaruh rasa hormat dan siap melayani kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Tentunya Sebagai individu, kebutuhan belajar siswa pastinya berbeda; hamba yang baik akan selalu melayani kebutuhan tuannya sebagai pribadi yang unik dan menghormati keunikan itu. Guru haruslah memberikan tuntunan sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri. Hal ini sejalan dengan analogi dari KHD bahwa seorang petani tak akan dapat menjadikan padi yang ditanamnya itu tumbuh sebagai jagung. Selain itu, ia juga tidak dapat memelihara tanaman padi tersebut seperti hanya cara memelihara tanaman kedelai atau tanaman lainnya.
Sebagai implikasi dari pemikiran KHD tersebut maka anak-anak perlu dituntun sesuai kodratnya. Tuntunan yang sesuai dengan kodrat anak adalah tuntunan yang membebaskan anak agar tumbuh sesuai karakteristik dan potensinya sebagai individu baik secara lahir dan batin. Ini juga berarti bahwa tuntunan guru harus menjawab kebutuhan belajar murid.
Dalam rangka menjawab kebutuhan belajar murid maka salah satu alternatif pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru adalah pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan pada murid untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan aspek kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid tersebut.
Aspek kesiapan belajar berkaitan dengan kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi atau keterampilan baru tersebut. Selanjutnya aspek minat berkaitan dengan keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Selanjutnya Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor diantaranya: preferensi terhadap lingkungan belajar, pengaruh budaya, preferensi gaya belajar serta preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences).
Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu berkomunikasi dan membangun hubungan saling percaya dengan murid-muridnya untuk mengetahui perasaan, latar belakang, keinginan, minat dari murid-muridnya. Kesemua informasi tersebut kemudian akan digunakan oleh guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai untuk murid-murid mereka, dengan harapan murid-murid akan merespon dengan baik pembelajaran yang telah dirancangnya. Inilah alasan mengapa proses mengidentifikasi kebutuhan murid penting untuk dilakukan.
Selanjutnya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid serta aspek yang perlu dipertimbangkan antara lain:
- Mengamati perilaku murid
Guru dan tenaga pendidik perlu untuk mengamati perilakuk siswa baik saat di dalam kelas maupun pada waktu jam istirahat. Sebab, terdapat kesamaan perilaku yang ditunjukkan oleh tiap-tiap peserta didik sehingga guru dapat menyesuaikan kebutuhan dan metode transfer ilmu yang akan dilakukan.
- Mengidentifikasi Pengetahuan Awal
Identifikasi pengetahuan awal bisa dilakukan oleh para guru pada saat mengawali proses kegiatan belajar dan mengajar. Disamping itu, identifikasi kemampuan dan pengetahuan awal juga bisa dilakukan ketika memasuki bab atau pembahasan/tahap pelajaran baru. Identifikasi pengetahuan awal bisa dijadikan sebagai pemetaan terhadap kemampuan dasar peserta didik untuk kemudian disesuaikan dengan kebutuhan belajarnya.
- Menggunakan Berbagai Bentuk Asesmen Formatif
Guru perlu melakukan pengumpulan data terkait dengan kemajuan siswa dalam menguasai kompetensi yang ditargetkan.
- Berbicara dengan Guru Murid Sebelumnya
Komunikasi juga ditekankan oleh para guru untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar murid-muridnya. Adapun bentuk komnuikasi yang dilakukan adalah menggali informasi dengan guru yang telah atau pernah mendidik siswa bersangkutan sebelumnya. Hal ini penting dilakukan untuk dapat memaksimalkan proses transfer ilmu karena sesuai dengan kebutuhan para murid.
- Membaca Rapor Murid dari Kelas Sebelumnya
Guru dan tenaga pendidik juga perlu untuk melakukan penilaian performa peserta didik di kelas sebelumnya. Hal ini karena sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga guru bisa mempertimbangkan materi belajar yang akan diajarkan kepada siswa.
- Mereview dan Melakukan Refleksi terhadap Praktik Pengajaran
Disamping memfokuskan pada perkembangan anak didik, guru dan tenaga pengajar juga perlu untuk melakukan peninjauan ulang terhadap praktik pengajaran yang sudah dilakukan. Hal ini untuk menyelaraskan bahan ajar dengan kemampuan siswa dalam menerima materi yang telah diajarkan.
Setelah mengidentifikasi kebutuhan murid, guru dapat menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi. Ada 3 (tiga) strategi pembelajaran berdiferensiasi di antaranya:
- Diferensiasi Konten
Konten yaitu materi yang diajarkan kepada murid kita. Pemilihan konten berdasarkan minat belajar murid, kombinasi kesiapan minat dan profil belajar murid. Guru dapat melihat kesiapan belajar murid apakah murid siap belajar secara konkret atau belajar secara abstrak. Diferensiasi konten berdasarkan minat murid guru dapat menyediakan jenis-jenis topik yang mereka minati sesuai dengan pokok bahasan atau materi pembelajaran. Diferensiasi konten berdasarkan profil belajar murid, guru harus memahami gaya belajar murid, yang lebih cendrung kepada pembelajaran visual, audio, bahkan audio visual.
- Diferensiasi Proses
Yang dimaksud dengan proses mengacu pada bagaimana murid memahami atau memaknai informasi atau materi yang dipelajari. Enam hal yang dapat dilakukan dalam diferensiasi proses yakni:
- Kegiatan berjenjang;
- Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat;
- Membuat agenda individual;
- Memvariasikan lama waktu untuk murid menyelesaikan tugas;
- Mengembangkan kegiatan bervariasi, mengakomidir gaya belajar baik yang visual, audio visual, auditorial dan kinestetik; dan
- Menggunakan kelompok yang fleksibel sesuai dengan kesiapan dan minat.
- Diferensiasi Produk
Produk berupa tagihan atau hasil yang diharapkan dari murid setelah proses pembelajaran, baik berupa hasil tes, presentasi atau diskusi, pertunjukkan, pidato, diagram dan lainnya yang mencerminkan pemahaman murid dari tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran. Diferensiasi produk meliputi: (1). Memberikan tantangan atau variasi dan (2) Memberikan murid pilihan bagaimana mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
Selanjutnya untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, diperlukan kondisi lingkungan yang mendukung pembelajaran diferensiasi antara lain:
- Setiap orang di dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut oleh orang lain;
- Setiap orang di dalam kelas saling menghargai;
- Murid akan merasa aman;
- Ada harapan bagi pertumbuhan;
- Guru mengajak murid untuk mencapai kesuksesan;
- Adanya bentuk keadilan dalam bentuk nyata; dan
- Guru berkolabroasi dengan murid untuk mencapai pertumbuhan dan kesuksesan bersama.
Selanjutnya dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi, penilaian formatif memegang peranan yang sangat penting. Penilaian formatif dilakukan saat proses pembelajaran masih berlangsung. Penilaian formatif ini bersifat memonitor proses pembelajaran, dan dilakukan secara berkelanjutan serta konsisten, sehingga akan membantu guru untuk memantau pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan murid yang berkembang terkait dengan topik atau materi yang sedang dipelajari. Hasil dari penilaian ini akan menjadi sumber yang sangat berharga untuk mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid, sehingga lewat proses ini, guru akan dapat mengetahui bagaimana ia dapat melanjutkan proses pengajaran yang ia lakukan dan memaksimalkan peluang bagi tercapainya pertumbuhan dan kesuksesan murid dalam materi atau topik tersebut.
Pada akhirnya dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, kebutuhan belajar murid sebagai seorang individu akan perlahan-lahan terwujud. Saya percaya bahwa ketika kebutuhan belajar anak terpenuhi maka mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sekian
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Gubernur NTT Resmikan Kampung Vanili di Letkole, Amfoang Barat Daya
Kabupaten Kupang, khususnya daerah Amfoang, sangat besar potesinya dalam bidang perkebunan. Salah satu buktinya adalah tanaman Vanili, tumbuh subur di daerah Amfoang, khususnya di Desa
Pramuka Gudep SMAN 2 Sulamu Juara Umum 2 Lomba Sea Scout Super Camp IV Tahun 2022
Pada akhir Juni bulan lalu, Pramuka Gugus Depan (Gudep) SMAN 2 Sulamu yang berada di Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang meraih juara umum 2 ketika mengikuti Lomba Sea Scout Super Camp I
Mencicipi Senja Di Kelapa Lima
Pantai kelapa lima. Pasti semua yang berdomisili di Kupang dan sekitarnya sudah tak asing dengan destinasi baru ini. Yah, pantai yang diresmikan langsung oleh Presiden Joko Wi
DULU dan SEKARANG
Keadaan mulai berubah. Kecanggihan dan kecepatan teknologi seolah-olah muncul membawa perubahan besar bagi dunia. Menciptakan kata “DULU dan SEKARANG’’ dalam konteks y
PERGAULAN BEBAS
Di zaman yang semakin berkembang semakin beragam pula tingkah laku serta masalah sosial ,yang terjadi dimasyarakat terutama masalah remaja sekarang ini. Pergaulan bebas yang terjadi dii